Percayakah Kamu Dengan Bentuk Buminya NASA

Bumi Menurut NASA

Di pertengahan bulan Juli 2016, di Indonesia sedang ramai kembali diperbincangkan masalah kejelasan bagaimana bentuk bumi sebenarnya. Kali ini, teori Flat Earth banyak didukung oleh seperdelapan orang di sosial media sejak teori ini muncul yang dikemukakan oleh seorang pria asal Inggris, Samuel Shenton pada 1956. Ternyata teori ini sudah sejak lama muncul dan sekarang lebih ramai lagi. Saya pun jadi penasaran mencari kebenaran di balik kedua teori yang mengatakan bumi itu flat atau bulat.

Pandangan model bumi datar telah disiratkan dalam sejumlah mitologi, sebagaimana juga dalam kosmologi kitab-kitab suci dan Latin kuno.

Menurut laman wikipedia[dot]com bahwa teori Flat Earth dimulai sejak tahun 1956, dimana Samuel Shenton mendirikan sebuah komunitas bernama International Flat Earth Society sebagai organisasi penerus dari Universal Zetetic Society. Dia menjalankan organisasi ini dari kediamannya di Dover, Britania.

Selain itu, faktanya Shenton lebih tertarik pada ilmu pengetahuan dan teknologi alternatif sehingga pada organisasi ini, penekanan pada argumen keagamaan jauh berkurang dibanding pada organisasi pendahulunya. Akhirnya ia pun berhasil menarik perhatian publik dan meramaikan kabar berita New York Times pada Januari dan Juni 1964.

Dari fakta yang saya dapat dari laman tersebut itu, saya sudah berspekulasi bahwa Flat Earth hanyalah sebuah fakta biasa yang diungkapkan oleh seseorang yang bisa saja mencari sensasi yang pada waktu itu kabar bahwa bumi itu bulat juga dikemukakan dan dibuktikan oleh NASA. Tapi bisa saja spekulasi saya salah karena saya belum bisa membuktikan fakta yang tepat, namun saya akan memberikan fakta – fakta yang bisa sobat terima untuk memilih apakah sobat yakin dengan Flat Earth atau dengan bumi yang bulat.

Awalmulanya, teori bentuk bumi yang bulat diungkapkan oleh para filsuf Yunani kuno yang pada saat itu juga Aristoteles mengajukan pendapatnya pada 330 SM. Aristoteles yakin bahwa menurutnya teori Pythagoras, seorang filsuf Yunani, adalah benar dengan bunyi sebagai berikut, “Tiap-tiap bagian di bumi cenderung menuju ke arah pusat dan dengan tekanan dan pemusatan mereka membentuk suatu lapisan.” Beberapa tahun kemudian muncul kembali teori lama yang berpandangan bumi adalah pusat dari alam semesta (Geosentrik).

Teori atau model Geosentrik memasuki astronomi dan filsafat Yunani sejak lama. Pada abad ke-6 SM, Anaximander mengemukakan suatu kosmologi dengan bumi berbentuk seperti potongan suatu tiang (sebuah tabung), berada di awang-awang di pusat segala sesuatu. Matahari, Bulan, and planet-planet adalah lubang-lubang dalam roda-roda yang melalui lubang-lubang ini manusia dapat melihat api yang tersembunyi. (Entah api apa yang mereka isyaratkan, mungkin matahari menurut saya).

Pada waktu yang sama, para pengikut Pythagoras, berpendapat bahwa bumi adalah suatu bola (menurut pengamatan setiap gerhana-gerhana yang terjadi), tetapi bukan sebagai pusat tata surya, melainkan bergerak mengelilingi suatu api yang tidak nampak. Kemudian pandangan-pandangan ini digabungkan menjadi satu sehingga banyak orang berkesimpulan bahwa bumi adalah bola yang menjadi pusat alam semesta. (Kalau saya hidup pada saat itu, saya tidak mungkin akan tahu, karena Indonesia mungkin hanya sebatas pulau kosong).

Lalu beberapa abad kemudian, muncul lagi teori Heliosentrik yang dikemukakan oleh Nicolas Copernicus, seorang ahli astronom dan matematika yang menyatakan bahwa bumi bukanlah sebagai pusat, melainkan yaitu matahari.

Dan pada 1616, Galileo juga mengutarakan pendapatnya soal bentuk bumi. Ia merujuk dari pernyataan astronomis sebelumnya, Nicolas Copernicus. Ia menggunakan teleskopnya untuk mendukung teori Heliosentrik. Dan ia menemukan bahwa bumilah yang berputar mengelilingi matahari, bukan sebaliknya. Pendapat ini menyebabkan Galilleo dimusuhi oleh kalangan gereja yang waktu itu meyakini bahwa bumi itu datar dan sebagai pusat tata surya. Teori Heliosentrik yang dipegang oleh Galileo ini dianggap salah dan bertentangan dengan Alkitab. Karena itulah, ia dihukum oleh gereja.

Dari kejadian mengenai Galileo tersebut, para pendeta percaya bahwa Alkitab mencatat sejarah bahwa bumi itu datar dan ia adalah pusatnya. Dan Samuel Shenton (Pendiri Flat Earth Society) ia kurang menekankan tujuan organisasinya di dalam teori keagamaannya. (Wikipedia[dot]com). Apakah teori flat earth jaman kini bisa dibenarkan ? Tulis saja kritik Anda di kolom komentar, saya akan melanjutkan pembahasannya.

Kali ini saya akan menjelaskan fakta – fakta yang saya kumpulkan di berbagai kitab di dunia (Semoga yang saya sampaikan ini bukan fitnah, aamiin). Saya sendiri juga kadang merasa banyak dosa kalau membagikan ilmu pengetahuan yang salah arah dan malah menyesatkan banyak orang. Jadi anggap saja tulisan saya ini hanyalah sebatas ilmu pengetahuan dan pendapat saya mengenai teori bumi.

Baiklah. Dalam Alkitab, Yeyasa 40:22 tertera bahwa,

“Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!”

Ayat tersebut menjelaskan bentuk bumi itu bulat. Dan untuk bumi bukanlah pusat tata surya, terdapat dalam Mazmur 19:7 yang berbunyi, “Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.” Alkitab pun menyangkal semua tuduhan pendeta terhadap Galilleo. Entah pendeta – pendeta terdahulu yang menghukum Galilleo menghukum atas dasar yang mana, saya belum mendapatkan sumbernya.

Tercantum juga dalam Al-Qur'an, surat Az Zumar ayat 5 yang artinya,

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam...”

Dalam ayat tersebut, Allah SWT menggunakan kata “takwir” yang artinya menutup. Dalam bahasa Arab, kata ini dipakai untuk mengkiaskan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala. Intinya ayat tersebut juga menjelaskan bahwa bumi itu bulat.

Selain itu juga, terdapat ayat Al-Qur'an yang menjelaskan bahwa teori Geosentrik itu juga salah,

“Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” (QS. Al-An'am: 78)

Dalam Al-Qur'an, sebenarnya sudah dijelaskan juga lebih jelas mengenai semua yang diatur, yang terjadi dan yang akan terjadi di muka bumi dan alam semesta. Al-Qur'an pun tidak pernah berubah meskipun zaman sudah memasuki perubahan yang signifikan. Saya pun percaya dengan hal tersebut. Sebab, menurut saya Al-Qur'an tidak bisa berubah dan tidak akan pernah dapat dirubah sebab di dalamnya sudah diatur semuanya.

Dalam ajaran Budha pun menulis,

"Death in one place means the birth in another place, just as, in conventional terms, the rising of the sun in one place means the setting of the sun in another place."

Dan istilah yang menyatakan seolah-olah "Mataharilah yang bergerak", nyatanya ajaran Budha pun mendukung teori dari Galilleo bahwa bumilah yang berputar mengelilingi matahari.

Jadi,apakah kamu berada di pihak NASA ? Atau ikut bergabung mendukung teori Flat Earth ?
Percayakah Kamu Dengan Bentuk Buminya NASA Percayakah Kamu Dengan Bentuk Buminya NASA Reviewed by Unknown on 8/28/2016 Rating: 5

1 comment

  1. Awas al quran jgn salah tafsir. Mengambil ayat nya jgn sepotong2.

    ReplyDelete